5 Band Legend Beraliran Grunge

Hai guys, apakah kalian masih ingat Band Nirvana, Pearl Jam, Soundgarden? Mereka adalah beberapa Band Legend yang beraliran Grunge. Apakah kalian tahu aliran musik Grunge? 

Grunge (kadang-kadang disebut juga Seattle sound). 

Grunge adalah sebuah sub genre dari rock alternatif yang muncul pada pertengahan 1980-an di negara Amerika Washington, khususnya di wilayah Seattle. Terinspirasi oleh punk rock, heavy metal dan indie rock, grunge umumnya dikenali melalui suara distorsi gitar yang berat dan lirik melankonis atau apatistik. 

Gerakan awal grunge mulai terlihat pada akhir tahun 1980-an di sekitar Seattle melalui label independen Sub Pop. Grunge menjadi sukses secara komersial pada paruh pertama tahun 1990-an, terutama karena dirilisnya Nevermind oleh Nirvana dan Ten oleh Pearl Jam. Keberhasilan band-band ini meningkatkan popularitas rock alternatif dan membuat grunge menjadi bentuk musik yang paling populer pada waktu itu. Namun, banyak band grunge tidak nyaman dengan popularitas. Meskipun banyak band grunge yang bubar atau menghilang daripada akhir 1990-an, pengaruh mereka terus memiliki dampak bagi perkembangan musik rock modern selanjutnya. 

Kita coba kenali beberapa Band Legendaris beraliran Grunge 

1. Nirvana 



Nirvana adalah nama sebuah grup band dari Kota Aberdeen, Washington, Amerika Serikat, kemudian akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan di Kota Seattle, Amerika Serikat, yang terkenal dengan aliran musik grunge, atau yang dikenal juga dengan Seattle Sound. Band ini memiliki banyak pengikut atau fans setia di Indonesia, terutama dalam komunitas musik underground. 

Nirvana mulai digemari, dan dikenal oleh dunia sejak dirilisnya album mereka yang berjudul Nevermind, dengan single yang dijagokan yaitu Smells Like Teen Spirit, single ini membuat mereka mendapatkan trofi The Best Alternative/Rock Band dan sempat menduduki tangga nada pertama di Billboard Amerika. Nirvana terdiri dari Krist Novoselic, Kurt Cobain, dan Dave Grohl . Band ini bubar setelah Kurt Cobain bunuh diri akibat overdosis sesudah menghisap kokain di tempat tinggalnya pada tahun 1994. 

Grup ini dibentuk di Washington, Amerika Serikat, pada 1987. Semua lagu - lagu Nirvana diliris oleh sang vokalis Kurt Cobain dan Krist Novoselic yang mengisi bass Dave Grohl, grup ini melepas album pertama mereka tahun 1989 di bawah sebuah label indie. 

Tahun 1991, Nirvana menandatangani kontrak dengan major label DGC dan melepas album kedua mereka NEVERMIND. DGC memperkirakan bisa menjual album itu sekurang-kurangnya 250 ribu kopi saja. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kesuksesan Smells Like Teen Spirit mendongkrak angka penjualan sampai 400 ribu kopi hanya dalam 1 minggu. 

Berusaha mengulang sukses album pertama, album kedua bertajuk IN UTERO pun dirilis 2 tahun kemudian. Sayangnya pamor album ke 2 ini tak secemerlang yang pertama. 

8 April 1994 adalah akhir dari sejarah Nirvana saat sang motor Kurt Cobain ditemukan meninggal di rumahnya di Seattle Washington. Beberapa album kompilasi mereka masih sempat dirilis beberapa tahun kemudian. Diperkirakan Nirvana telah menjual sekurang-kurangnya 50 juta kopi album mereka di seluruh dunia. 

2. Pearl Jam 



Pearl Jam berdiri di atas fondasi sejarah panjang kultur Seattle Sounds yang populer di akhir 80-an. Pemain gitar Stone Gossard dan pembetot bass Jeff Ament lebih dahulu populer di ruang kultur tersebut melalui band bernama Green River, bersama dengan dua pentolan grup Mudhoney, Mark Arm dan Steve Turner. Gossard dan Ament lantas mendirikan Mother Love Bone, selepas pecahnya Green River, bersama vokalis flamboyan bernama Andrew Wood. Jelang rilis album mainstream perdana bersama major label, Andrew Wood meninggal dunia lantaran overdosis heroin. Untuk meneruskan karier bermusiknya, Gossard dan Ament lantas menggaet gitaris Mike McCready yang notabene merupakan teman se-almamater ketika sekolah menengah tingkat atas dengan Stone Gossard. 

Ketiganya kemudian membuat beberapa demo lagu dengan bantuan penabuh drum dari band Soundgarden, Matt Cameron (saat ini menjadi drummer Pearl Jam). Untuk audisi vokalis, rekaman demo tersebut dikirimkan kepada remaja San Diego bernama Eddie Vedder melalui mantan drummer band Red Hot Chili Peppers, Jack Irons, yang nantinya juga sempat menjadi anggota Pearl Jam. Vedder kemudian mengisi tiga buah lagu, sebuah mini-opera dikenal dengan "Mamasan Trilogy" (pada masa depan menjadi lagu Alive, Once dan Footsteps). Ketiga lagu tersebut akhirnya mengantarkan Vedder terbang ke Seattle, untuk menjalani sejumlah rehearsal bersama calon rekan band-nya. 

Salah satu di antara rehearsal tersebut adalah pada proyek vokalis Soundgarden, Chris Cornell untuk mengenang Andrew Wood, berupa album Temple of the Dog. Cornell mengajak Gossard dan Ament, sebagai rekan band Wood, beserta Mike McCready dan Matt Cameron. Eddie Vedder turut menyumbangkan vokal, salah satunya di hits Temple of the Dog berjudul Hungerstrike. 

Selepas proyek tersebut, Eddie Vedder resmi menjadi vokalis dari band baru yang diberi nama Mookie Blaylock (merujuk pada nama bintang basket NBA pada saat itu). Karena permasalahan legalitas, tepat sebelum menandatangani kontrak dengan Epic Records, band berganti nama menjadi Pearl Jam. 



3. Mudhoney 


Mudhoney adalah sebuah band grunge Amerika Serikat. Dibentuk di Seattle, Washington tahun 1988 setelah pembubaran Green River, Mudhoney terdiri dari Mark Arm (penyanyi, gitar ritme), Steve Turner (lead guitar), Matt Lukin (bass) dan Dan Peters (drum). Rilis pertama Mudhoney dengan genre Sub Pop—singel "Touch Me I'm Sick" dan Superfuzz Bigmuff EP—sangat memengaruhi musik di Seattle, dan membantu menginspirasikan suara tinggi yang menjadi karakter grunge. Mereka mendapat kesuksesan kecil sepanjang kariernya, meskipun menjalani satu aliran tertentu. Mereka telah memengaruhi musisi Grunge dan Rock Alternatif ternama, termasuk Kurt Cobain dari Nirvana. 

4. Soundgarden 


Soundgarden adalah kelompok musik rock Amerika yang dibentuk di Seattle, Washington pada tahun 1984 oleh penyanyi dan pemain gitar Chris Cornell, pemain gitar Kim Thayil, dan pemain bas Hiro Yamamoto. Matt Cameron menjadi pemain drum tetap Soundgarden pada tahun 1986, dan pemain bas Ben Shepherd menjadi pengganti tetap Hiro Yamamoto pada tahun 1990. 

Soundgarden adalah salah satu kelompok musik yang berpengaruh atas terciptanya apa yang dikatakan musik grunge, sebuah gaya musik rock alternatif yang berkembang di Seattle, dan salah satu dari beberapa kelompok musik grunge pertama yang dikontrak label rekaman Sub Pop. Soundgarden adalah kelompok musik grunge pertama yang dikontrak oleh label rekaman besar (A&M Records), pada tahun 1988.

Namun mereka tidak meraih sukses komersial hingga mereka mempopulerkan genre musik yang dikatakan grunge pada awal 1990-an, bersama kelompok musik Seattle yang lain pada saat itu seperti Nirvana, Alice in Chains, and Pearl Jam. Bersama ketiga kelompok musik tersebut, Soundgarden ditahbiskan sebagai salah satu dari empat Godfather of Grunge. Mereka sendiri menyangkal keterkaitan mereka dengan musik grunge. 

Soundgarden meraih sukses komersial terbesar mereka melalui album Superunknown pada tahun 1994, yang memuat lagu-lagu seperti seperti Black Hole Sun, Spoonman, dan Fell on Black Days. 

Pada tahun 1997, mereka pecah karena perselisihan internal akan arah kreatifitas mereka untuk berkarya. Setelah bertahun-tahun terpisah dan masing-masing bekerja untuk proyek-proyek musik yang berbeda (Cornell bersolo karier dan pernah memperkuat band Audioslave bersama (saat itu) para bekas anggota Rage Against The Machine, Cameron bergabung dengan Pearl Jam.), pada tahun 2010 mereka bergabung kembali dan album studio keenam mereka, King Animal dirilis pada tahun 2012. 

5. Alice the Chains 


Alice In Chains adalah kelompok musik rock berpengaruh yang dibentuk pada akhir tahun 1980-an di Seattle, Washington. Bersama dengan Nirvana, Pearl Jam, dan Soundgarden, Alice In Chains adalah salah satu band paling berhasil dari era grunge. 

Pada 1987, Layne Staley bertemu dengan gitaris dan penulis lagu Jerry Cantrell pada sebuah pesta dan mengajaknya untuk bergabung dengan bandnya yang bernama Diamond Lie. Setelah itu teman Cantrell, bassist Mike Starr juga bergabung. Mereka juga merekrut drummer Sean Kinney. Band ini menyajikan lagu lagu berat (kebanyakan hasil karya Cantrell). Ciri ini menempatkan mereka sebagai band dengan musikalitas lebih progresif dibandingkan band-band grunge lain di Seattle. 

Kelompok ini kemudian mengubah namanya menjadi Alice In Chains, berasal dari salah satu bekas band Staley yang bernama Alice N' Chainz. Setelah menandatangani kontrak dengan Columbia Records pada 1989 dan merilis LP pertama mereka, Facelift, tahun berikutnya. Album ini benar-benar berat dan gelap, dibangun di atas riff-riff Cantrell yang mengena serta erangan vokal Staley. 

Singel-singel awal mereka, "We Die Young" dan "Man in the Box", menjadi penanda keberadaan band ini, namun belum menggambarkan karakter band secara keseluruhan. Kebanyakan nomor dalam album ini menonjolkan riff-riff murung ala Black Sabbath dan taburan gaya bersolo era '70-an. Akibat penggambaran yang kurang pas, dan juga karena band ini berasal dari Seattle, Alice in Chains digolongkan sebagai band metal bercampur grunge (padahal rekaman mereka justru lebih populer di stasiun-stasiun radio metal). 

Album berikutnya, Dirt (1992), menjadi album yang menentukan bagi Alice in Chains. Cantrell menyajikan penuh segala ciri permainan gitar hard rock, dari "Would?" yang bak mimpi buruk hingga "Rooster" yang dipenuhi riff berat. Pelapisan bebunyiannya begitu padat, sangat berbeda dari band-band lain masa itu. Bisa jadi Alice in Chains adalah satu-satunya band di Amerika yang menjual hard rock murni untuk kepentingan hard rock itu sendiri pada awal 1990-an. 

Selepas kejayaan Dirt, band ini terjegal problem kecanduan obat yang diidap Staley. Hal ini memaksa Alice in Chains membatalkan pementasan dalam beberapa acara besar dan sejumla tur. Meskipun demikian, pada 1994 band ini berhasil menelurkan album Jar of Flies. Karya-karya dalam album ini merupakan hasil penjelajahan elemen-elemen bebunyian yang terberat hingga teringan. Menampilkan permainan tangkas Cantrell pada gitar elektrik dan akustik, luasnya gaya musik album ini menyerupai era "Physical Graffiti" Led Zeppelin, faktor yang membantu Alice in Chains mendapatkan lebih banyak penggemar 

Band ini kembali menyapa para penggemar pada 1995 lewat album Alice in Chains, album rekaman studio penuh yang ketiga. Album ini amat gelap dan nyeri, bahkan menurut standar Alice in Chains sendiri. Album ini dijejali permainan Cantrell yang muram, seperti dalam "Grind" dan "Sludge Factory". meskipun kualitas produksinya bagus dan ragam musiknya luas, hanya ada secercah titik terang di sela-sela kemuraman ini. 



Reference :

https://id.wikipedia.org/wiki/Grunge
https://id.wikipedia.org/wiki/Alice_in_Chains 
https://id.wikipedia.org/wiki/Soundgarden 
https://id.wikipedia.org/wiki/Mudhoney 
https://id.wikipedia.org/wiki/Nirvana_(grup_musik) 
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pearl_Jam&stable=1